Deretan bis dan mobil travel yang membawa rombongan turis lokal terlihat terparkir di sepanjang jalan dekat lokasi kediaman Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Saat ini saya, Bastian, Khoerul dan juga tim KitaINA berada di Kampoeng Ahok yang lokasinya berada di seberang kediaman Ahok dan orang tuanya.
Untuk kediaman Ahok sendiri berupa rumah berlantai dua dengan halaman yang lumayan luas serta tembok yang dicat putih. Di depannya terdapat beberapa bangku yang kalau sekilas dilihat seperti digunakan untuk berfoto-foto dengan latar belakang kediaman sang mantan gubernur Jakarta ini.
Kampoeng Ahok

Kampoeng Ahok dengan bangunan khas Belitong
Kampoeng Ahok sendiri berupa rumah panggung yang terbuat dari kayu dan berarsitektur khas rumah Melayu Belitong.

berbagai macam souvenir di kampoeng ahok
Rumah panggung dengan anak tangga di depan pintu masuk utama. Sementara itu di samping kanan dan kiri serambi rumah terdapat dua buah meja dan kursi dengan pagar yang mengelilinginya, persis mirip rumah adat Betawi namun ini versi panggung dan beda juga bentuk atapnya yang berupa limas.

aneka souvenir dan juga beberapa kue kering
Kampoeng Ahok sendiri yang berbentuk rumah tradisional ini dijadikan sebagai rumah souvenir yang menjual aneka macam t-shirts bergambar Ahok, kafe untuk tempat ngopi serta berbagai macam cinderamata serta makanan ringan yang beberapa dibuat langsung oleh sang ibunda tercinta.
Saat kami ke sini, cuaca terik khas Belitong memang cukup bikin nyengir mata dan bikin gerah namun semuanya sebanding dengan rasa antusias yang begitu besar saat berada di sini.
Galeri Daun Simpor

Galeri Daun Simpor di seberang kampung Ahok
Setelah puas melihat-lihat di dalam Kampoeng Ahok, kami menyeberangi jalan raya di depan menuju sebelah samping kediaman Ahok yang dijadikan galeri penjualan cinderamata, lokasi pembuatan batik khas Belitong serta dijadikan lokasi pemeliharaan Keledai dan Kuda Poni milik Pak Ahok.
Jadi sebenarnya, kami hanya lewat saja di depan halaman rumah Ahok dan tidak masuk, mungkin memang rumah utama tidak dijadikan sebagai tempat wisata sehingga dibuatlah Kampoeng Ahok dan Galeri Daun Simpor untuk memanjakan turis yang berkunjung ke sini.
Saat kami ke sini, sayangnya tidak bisa menyaksikan proses pembuatan batik khas Belitong yang terkenal dengan motif Daun Simpornya dan juga penggunaan warna-warna cerah yang membuat segar saat dipandang. Hanya ada jemuran batik yang terlihat masih basah dan diletakan di bagian belakang galeri ini.
Pengunjung lain yang kurang tertarik berbelanja biasanya akan memilih untuk memberi makan kuda poni serta keledai dengan sayuran wortel yang dijual oleh pengelola. Siang itu, banyak sekali turis yang berasal dari Surabaya dan jauh-jauh ke Belitong, saya bisa mengenalinya dengan suara Jawa Medhok khas Jawa Timuran.
Cuaca Belitong siang itu makin terasa panas saja, tubuh pun memberi sinyal untuk segera istirahat terlebih dahulu. Beberapa peserta trip Belitong sudah ada yang masuk ke dalam mobil untuk menyejukan diri dan segera menenggak air mineral yang sudah tersedia. Saya menjadi orang yang terakhir masuk dengan Khoerul saat itu.
Mobil perlahan melaju meninggalkan Kampoeng Ahok, kemanakah tujuan kami berikutnya? Tunggu kelanjutan ceritanya…
Begitu terkenal nama dan prestasi beliau hingga kampungnya pun menjadi jujugan wisata. 🙂
LikeLiked by 1 person
iya…pas aku ke sini banyak sekali rombongan wisatawan dari jawa timur yang datang berkunjung, meskipun penuh kontroversial namun beliau akan dikenang sejarah dengan prestasinya
LikeLike
Salut dengan keluarga mereka yang punya andil angkat batik. Belitong yang setahuku nggak pernah punya batik jadi memiliki kebangaan akan batik motif Daun Simpor kreasi keluarga Ahok. Ada jual tenun khas Sumatra juga nggak di sana, Hen?
LikeLiked by 1 person
Iya setahuku ini jg batik baru di pulau ini.
Hmmm..ga tau…
Tp yg aku salut di kota ini adl.jalannya yg lebar2 dan mulus meski minus trotoar dan jg angkutan umum
LikeLiked by 1 person
saya sudah ke Belitung malah ga sempet kesini hahaha
LikeLiked by 1 person
Aku yg gagal mlh di danau kaolinnya…keburu ujan lebat 😂
LikeLike
wah wah bener-bener gagal itu, hahaha soalnya kaolin paling indah pas kena sinar matahari hehe
LikeLiked by 1 person
Mepet waktunya jg…pas buru2 mau pulang dan brgkt ke bandara
LikeLiked by 1 person
yahh sayang banget yah, ikut open trip berarti mas ?
LikeLiked by 1 person
wkwkwk…open tripnya punyamu ya?
LikeLiked by 1 person
hahaaa
LikeLiked by 1 person
Semoga jadi banyak rejeki buat orang-orang di sana.
LikeLiked by 1 person
secara tidak langsung iya sih, banyak warga lokal yang terbantu, salah satunya jadi karyawannya
LikeLike
Baru pernah liat batik khas belitung, unik banget..
LikeLiked by 1 person
aku pun baru lihat dan memang ini masih sangat baru…
LikeLike
Batiknya bagus juga tuh.
Baru tau kalo ada batik khas Belitong.
LikeLiked by 1 person
iya aku pun baru tau karena memang terbilang masih baru nih batik ada di belitong
LikeLike
Aku kemarin malah ga merhatiin kuda poni di sana.. Cm sampe toko souvenir, trs balik ke bus, ga kuat panasnyaaa :p. Tp bagus yaa rumah pak ahok. Kreatif, dibikin jd tempat wisata gini.. Memang menarik juga tempatnya
LikeLiked by 1 person
untuk urusan panas, memang luar biasa sih tapi masih mending karena minus suara kendaraan dan kemacetan di jalan rayanya, ga kayak di jkt hehehe
LikeLike
Naksir batik daun simpor ….. kereenn Mas Hendi, terima kasih kami pembaca iktan menikmati wisata ini, moga lain kali giliran bisa datang di kampoeng Ahok. Salam ndayeng
LikeLiked by 1 person
sayangnya kemarin malah ga beli kainnya, keburu2 sih pas ke sini dan cuacanya yang aduhai…
LikeLike